6 Cara Memilih Lensa untuk Food Photography

Cara Memilih Lensa Food Photography

Food Photography salah satu tren fotografi saat ini. Apakah kamu adalah salah satu fotografer yang sudah dengan Food Photography? Suka memotret makanan menggunakan smartphone untuk diposting di sosial media? Lalu sekarang kamu ingin naik kelas dengan menggunakan mirrorless/DSLR untuk memotret kuliner secara lebih profesional?

Bagaimana cara memilih lensa untuk food photography?

Pertama yang harus diingat adalah jangan terpaku pada satu merek atau membeli lensa/kamera hanya karena semua orang membelinya.

Ingatlah, di luar sana banyak sekali jenis lensa dan semua punya fungsinya masing-masing.

Tips pertama untuk memilih lensa yang cocok adalah ketahui terlebih dahulu apa yang ingin kamu capai di foto kamu nanti. Dari situ kamu bisa mengira-ngira lensa apa yang dibutuhkan.

Jadi jangan gunakan lensa wide jika kamu ingin mendapatkan foto kue yang diambil dari  depan, secara close-up. Karena bisa-bisa kamu malah mendapatkan hasil foto kue yang melengkung dan tidak sesuai proporsi aslinya.

1. Crop Frame vs Full Frame

Untuk bisa benar-benar memahami apa efek focal length lensa terhadap foto, maka harus dipahami dulu perbedaan antara kamera full frame dan crop frame.

Sensor pada kamera adalah part utama yang akan menangkap informasi untuk kemudian diolah menjadi foto. Ini menggantikan fungsi film dalam kamera analog dulu, sehingga kamu juga bisa menganggapnya sebagai film pada DSLR.

Nah, ukuran standar sensor sama dengan film, yaitu 35mm, dan kamera yang memiliki sensor ukuran segitu disebut sebagai kamera “full frame”. Sensor yang lebih kecil dari itu disebut “crop frame”, sedangkan yang lebih besar adalah “medium format” atau “format sensor besar”.

2. Focal Length, Kunci Utama untuk Food Photography

Focal length bisa memberikan perbedaan yang sangat besar pada hasil pemotretan makanan kamu lho. Karena itu sebaiknya pahamilah dulu apa itu focal length.

Focal length diukur dalam mm. Ini adalah jarak dari sensor kamera ke “titik konvergensi” (titik di mana sinar cahaya bersilangan di lensa kamu untuk membentuk gambar tajam pada sensor). Semakin tinggi angka mm, maka gambar akan semakin diperbesar. Simpelnya, lensa 100mm hasilnya lebih ngezoom dibandingkan lensa 50mm.

3. Focal Length dan Perspektif

Contoh selanjutnya, daripada memakai tripod dengan posisi dan jarak yang sama seperti sebelumnya, kali ini kamera akan dipindahkan supaya mundur (disesuaikan dengan lensa) supaya bisa membuat roti berukuran sama meskipun difoto dengan 3 lensa berbeda.

Untuk membuat roti tetap terlihat berukuran sama, ini artinya lensa 28mm akan sangat dekat ke roti dan lensa 100mm akan lebih jauh posisinya.

4. Aperture Maksimal Lensa

Ketika kita berbicara soal seberapa “cepat” sebuah lensa maka itu artinya tentang seberapa lebar bukaan aperture (soalnya semakin lebar bukaan aperture makin aman jika mau main shutter speed cepat). Kemudian juga semakin kecil angka F-stop maka bokehnya semakin kelihatan/ngeblur banget.

Setiap lensa memiliki aperture maksimal yang ditandai dengan simbol “f/x”. Jadi misal lensa kamu tertulis “50mm f/2.2” artinya aperture maksimalnya adalah f/2.2. Dalam fotografi makanan, normalnya dipotret dalam range f/2 – f/5.6 tapi kadang bisa menggunakan F-stop lebih besar angkanya jika butuh semua yang ada di frame terlihat tajam. Sangat jarang memakai f/1.4.

Kebanyakan lensa zoom memiliki aperture maksimal yang lebih kecil (jadi angka F-stop paling kecilnya juga masih lebih besar daripada lensa prime), apalagi jika diperpanjang sampai focal length maksimal. Ini akan membuat kamu kesulitan di beberapa kondisi jika hanya menggunakan lensa zoom.

5. Kualitas Optik

Kualitas optik sangat tergantung pada susunan khusus tiap lensa. Ini biasanya tidak disebutkan di deskripsi produk lensa tapi bisa diketahui dari hasil penyelidikan sendiri. Lensa dengan kualitas optik lebih baik biasa nya bisa menghasilkan foto lebih tajam dengan minim distorsi maupun chromatic aberration. Rajin-rajin tanya dan browsing saja ya.

6. Lensa Makro atau Mikro?

Lensa makro memiliki faktor pembesaran 1.0x atau 1:1, yang artinya sangat memungkinkan untuk memproduksi foto sesuai dengan ukuran asli objeknya. Kamu bisa dekat sekali dengan objek foto dan hasilnya tetap tajam.

Sebenarnya, kebanyakan foot photography tidak terlalu membutuhkan lensa makro jadi kamu tidak perlu terburu-buru membelinya.

Itu dia 6 cara memilih lensa untuk Food Photography, semoga kamu yang sedang mencari informasinya bisa terbantu setelah membaca artikel yang ada di atas.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Info Harga Promo