Kamu masih bingung soal fokus? Baru kenal adanya autofocus dan manual? Tenang saja, kamu ga sendirian kok. Kebanyakan dari kita sekarang sudah terbiasa dengan sistem point and shoot ala smartphone, tinggal tap saja kemudian fokus dan eksposure langsung otomatis menyesuaikan.
Proses fokus yang ada di smartphone tentu saja ada juga di kamera. Begitu kamu mulai masuk ke dunia kamera yang settingannya mulai agak banyak seperti DSLR dan Mirrorless, udah beda lagi karena ada autofocus, manual, ada lagi direct manual focus juga, belum ada lagi ada single point focus, focus zone, dll.
Autofocus
Mode autofocus adalah mode yang di mana kamera secara otomatis menentukan seberapa dalam fokus yang digunakan supaya scebe di depan kamera bisa sangat tajam. Mode ini menggunakan sensor yang didedikasikan untuk mengukur fokus dengan beragam faktor. Simpelnya, fotografer ga harus ngapa-ngapain lensa untuk mendapatkan fokus yang tajam.
“Shutter lag adalah jarak waktu ketika kamu menekan shutter dengan kondisi kamera benar-benar mengambil gambar. Pasti ga enak dong kalau kamu sudah niat jepret satu momen, kemudian karena adanya shutter lag, kameranya baru beneran jepret ketika sepersekian detik sejak kamu tekan shutter, kan sayang…
Nah untuk mengatasi masalah ini, ketika kamu menggunakan mode autofocus, kamu bisa menekan setengah shutter (alias tombol shutter ditekan setengah saja) sehingga kamera akan melakukan pre-focusing. Kamera akan mendapatkan fokus terlebih dahulu walaupun kita belum menentukan untuk mengambil fotonya atau tidak. Kemudian jika kamu cukup puas dengan hasil autofocus, tekan shutter sepenuhnya untuk mengambil foto.
Selain lensa juga tergantung pada kamera, kamu akan menemukan beberapa jenis autofocus yang berbeda-beda. Pertama adalah AF-S (Single Servo) dimana di mode ini sangat cocok untuk subjek yang tidak bergerak. Karena seperti penjelasan pada shutter lag, kamu bisa menekan setengah shutter dan kamera akan mencari fokus kemudian menguncinya.
Kemudian ada juga AF-C (Continuous Servo) yang sangat cocok untuk subjek yang bergerak, mengingat kamera akan terus mengejar subjek yang dianggap jadi fokus selama masih ada di area frame kamera.
Terakhir ada AF-A (Auto Servo) di mana kamera akan secara otomatis memilih di antara kedua mode autofocus di atas untuk disesuaikan dengan situasi yang terekam di kamera.
Autofocus memiliki kecenderungan kurang akurat ketika subjek utama dan background memiliki warna yang mirip, atau ketika subjek setengahnya terkena matahari dan setengahnya lagi berbayang, atau juga ketika situasi terlalu gelap, dan juga ketika ada objek lain di antara kamera dengan subjek (semacam jadi foreground). Ketika situasi itu terjadi dan autofocus jadi kurang akurat, maka waktunya untuk pindah ke mode manual.
Perlu diingat juga, ketika menggunakan autofocus, kamera akan cenderung fokus di area tengah, meskipun kalau kamu cukup teliti settingan ini bisa diganti dengan mengubah focus pointnya. Atau jika di kamera modern, area focus bisa dipilih menggunakan tombol arah atau tap pada LCD.
Manual Focus
Kalo kamu menggunakan mode manual focus, kamu akan menggunakan tangan kiri juga untuk memutar ring focus yang ada pada lensa. Yang perlu kamu perhatikan di sini adalah cara memegang kamera. Karena selain untuk menopang kamera, tangan kiri juga akan kamu gunakan untuk mengubah focus. Kalau belum benar-benar terbiasa, akan ada kemungkinan foto yang diambil nantinya menjadi sedikit tidak fokus/blur.
Meskipun tergantung dengan “sedikit” kemampuan kita, menggunakan manual focus bisa jadi pilihan tercepat dan terakurat ketika situasi-situasi yang “tidak menguntungkan” bagi mode autofocus muncul.
Sehingga pastikan untuk selalu melihat dengan sekskama hasil fokusnya melalui viewfinder atau LCD dan selalu ambil lebih dari satu foto dalam sekali jepret, untuk berjaga-jaga apabila salah satunya ada yang tidak fokus.
Itu dia penjelasan terkait dengan Autofocus VS Manual Kamera. Semoga kamu yang sedang mencari informasinya bisa terbantu setelah membaca informasi di atas.